Prabu Jungkung Mardeya

Selasa, 14 Februari 2012


PRABU JUNGKUNGMADEYA adalah raja negara Awu-awulangit. Tokoh Jungkungmardeya hanya dikenal dalam cerita pedalangan Jawa dan dimunculkan dalam lakon "Cocogan".
Prabu Jungkungmardeya sangat sakti, selain memiliki aji sirep juga dapat beralih rupa.
Prabu Jungkungmardeya bercita-cita ingin memperistri Dewi Srikandi, putri kedua Prabu Drupada dengan Dewi Gandawati dari negara Pancala. Ketika lamarannya ditolak, dengan beralih rupa menjadi Arya Drestadyumna (adik Dewi Srikandi) palsu, ia berhasil memasuki keputrian Pancala dan menculik Dewi Srikandi.
Drestadyumna yang mengetahui perbuatannya, berusaha merebut Dewi Srikandi dari tangan Prabu Jungkungmardeya, tapi aklhirnya tewas terbunuh dalam peperangan.
Untuk membebaskan Dewi Srikandi, Prabu Drupada kemudian meminta bantuan keluarga Pandawa.
Karena mati sebelum takdir, Drestadyumna dapat dihidupkan kembali oleh Prabu Kresna, raja negara Dwarawati, berkat kesaktian Bunga Wjayakusuma.
Arjuna yang mengejar ke negara Awu-awulangit berhasil menemukan Dewi Srikandi.
Prabu Jungkungmardeya akhirnya tewas dalam peperangan melawan Arjuna dengan panah Pasopati.



PRABU JUNGKUNGMARDEA
Prabu Jungkungmardea raja besar negara Paranggubarja.
Ia beroman muka elok dan sakti pula. Maka ia pun berani meminang Dewi Srikandi, putri Prabu Drupada, raja negara Cempalareja. Karena Jungkungmardea seorang raja terpandang, diterimalah pinangannya itu oleh Prabu Drupada. Tetapi Dewi Srikandi tak mau menerimanya. Pergilah ia menemui Arjuna untuk mengadukan persoalannya.
Mendengar pengaduan itu Arjuna menjadi marah dan pergilah ía ke Cempalareja untuk memerangi Jungkungmardea. Jungkungmardea tewas oleh Arjuna.
Peristiwa ini terdapat di dalam lakon Srikandi berguru memanah pada Arjuna.
Prabu Jungkungmardea bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang, bercat perada Berjamang tiga susun dengan garuda besar membelakang, bersunting kembang kluwih, berpraba. Bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain bokongan raton.

Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

PENGEN NGREOG LAGI

Ealah, wis suwe ora njoget jebul nek awak rasane pating klenyer...