Senin, 18 Juli 2011
Gelar Budaya Yogyakarta 2011,
untuk kedua kalinya, hajatan penuh warna budaya digelar kota Yogyakarta
yang berlokasi di Istana Pura Pakualam. Acara mulai digelar pada hari
Kamis sampai Sabtu tanggal 14-16 Juli dari jam 3 sore hingga 10 malam,
menampilkan keragaman dan keunikan pagelaran kesenian tradisional asal
Kabupaten dan kota di wilayah Yogyakarta, serta upacara adat Kraton dan
Pakualaman.
Banyak
kesenian tradisional tersebut yang sudah langka dan sudah jarang
dipertontonkan, sehingga kegiatan ini menjadi momentum tepat untuk
mengenalkan budaya Kraton dan Pakualaman kepada masyarakat luas.
Tampil
pada hari Kamis 14 Juli kesenian Manguyu-uyu (Gendhing Soran), tari
kerakyatan Rewe-rewe, pergelaran upacara adat Tedhak Sinten dari Pura
Pakualaman, upacara adat Supitan dari Kraton serta Reog Dhodhog Sedayu
Bantul, Jathilan Jerukwudel Gunungkidul dan Reog Wayang Gunungsuren
Bantul.
Hari
kedua Jumat 15 Juli ditampilkan Gendhing-gendhing Soran, tari Srimpi
Renggawati dari Kraton, pergelaran tari Langen Kusumo Banjaransari dari
Istana Pura Pakualaman, Reog Wayang Seneng Bareng dari Lendah
Kulonprogo, Badui Sabilul Muslimin Nglungis Sleman.
Dan
hari ketiga, Sabtu 16 Juli menampilkan Gendhing-gendhing Soran,
pergelaran tari Bedhoyo Angron Akung dari Pakualaman, pergelaran wayang
orang Jumenengan Rama dari Kraton Yogya, Angguk Putri Sri Panglaras
Kulonprogo dan jathilan Tegalrejo Kota Yogya.
Seperti keindahan gerak dan kostum yang ditampilkan 12 remaja asal
Sedayu Kabupaten Bantul ini membuka Gelar Budaya Yogyakarta dengan
kesenian Reog Dhodhog yang sangat memukau dengan bunyi-bunyian pukulan
gendang yang mirip jimbe serta gerakan energik secara berpasangan yang
romantis.
Sungguh romantisme Yogyakarta yang dikemas dalam pagelaran kesenian
tradisional menjadi pengobat rindu akan kebudayaan tempo dulu yang
sangat kaya dan penuh makna. Sampai ketemu dengan KratonPedia di
Yogyakarta dalam kisah romantis budaya Yogyakarta berikutnya. Salam
KratonPedia.
0 komentar:
Posting Komentar