Wayang Golek

Jumat, 01 Juli 2011


Seperti halnya wayang klithik wayang golek juga terbuat dari kayu, tetapi wayang golek memiliki tiga dimensi (seperti boneka).
Wayang golek ini lebih realis dibanding dengan wayang kulit dan wayang klithik, sebab selain bentuknya menyerupai bentuk badan manusia dia juga dilengkapi dengan kostum yang terbuat dari kain.
Pertunjukan wayang golek selain untuk tontonan biasa, juga masih sering dipentaskan sebagai upacara bersih desa.
Lakon yang diperagakan berasal dari babad Menak yaitu sejarah tanah Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.
Menurut keterangan, ceritera ini dikarang oleh Pujangga Ronggowarsito.
Berbeda dengan wayang kulit, warna rias muka wayang golek cukup jelas penggolongan simbolisnya, yakni sebagai berikut:
(1) warna merah untuk watak kemurkaan,
(2) warna putih untuk watak baik dan jujur,
(3) wama merah jambu untuk watak setengah-setengah,
(4) warna hijau untuk watak tulus,
(5) warna hitam untuk watak kelanggengan.
Kostum wayang juga menunjukkan status dan peranannya.
Misalnya saja, kostum topong adalah untuk peran raja, kostum jangkangan untuk peran satria, kostum jubah untuk peran pendeta, kostum rompi untuk peran cantrik, dan kostum serban untuk peran adipati.
Pendidikan kesenian dalang wayang golek juga mirip wayang klithik, yaitu berasal dari pengalaman atau ajaran orang tua yang juga dalang.

0 komentar:

Posting Komentar