Tari Klono Sewandono Gaya Yogyakarta

Selasa, 05 Juli 2011


Kompisisi tari tunggal yang lahir dipedesaan, bersumber dari cerita Panji. Klana Topeng dalam tariannya mempergunakan topeng khusus, wajah raja yang tampan berwarna merah, seperti profil wayang kulit. Menggerakkan topeng, menghidupkannya selama menari merupakan suatu evaluasi penting bagi mutu sipenari. Bagi penari yang telah berpengalaman topeng bukan halangan, Justru seakan menjadi wajah sendiri yang membantu fantasi keperanannya yang dapat menyalurkan penghayatan tarinya.
Tokoh peranannya menggambarkan Prabu Klana Swadana, yang membayang kasih cinta pada Dewi Sekartaji dan Dewi Ragil Kuning. Pada hakekatnya Klana Topeng menunjukkan kegairahan dan kelincahan serta kekayaan variasi maupun kebebasan ekspresi yang lebih bagi sipenari, disampiong sifat kebesaran seorang raja yang harus terpelihara.
Klana Topeng gaya Yogyakarta diiringi gending “Bendrong” sejak awalnya, yang mengebu membangkitkan semangat tari. Pada “reprepan “ dapat divariasikan kepermainan “hurcici” atau tetap irama lamban dan lirih dari bendrong.
umlah Penari
1 (satu) orang
Tata Pakaian
Irah- irahan dengan bentuk tekes
-Topeng berwarna merah tua
-Telinga memakai sumping , oncen
-Kalung Tanggalan
-Sepasang kelat bahu
-Kaweng Cindhe
-Sabuk dan Bara Cindhe
-Kamus dan kretep
-2 (dua) sondher ( satu dikalungkan )
-Celana Cindhe bentuk Panji-panji
-Buntal
-Kain batik corak Barong Gurdha
-Keris branggah , dikewal
-Oren rambut
Tata Iringan
Gendhing Bendrong bisa laras Slendro atau Pelo

2 komentar:

Seneng Bareng mengatakan...

tau ndelok?

Anonim mengatakan...

pokoke joss...

Posting Komentar